Besarnya Cinta Pada Suaminya Meruntuhkan Sebagian Dari Tembok Besar Cina

3:28 PM / Posted By Bee Diaz Prihatama /

Saat Kaisar Hsi Huang Ti mendapat cobaan dari Dewi Welas Asih dengan 2 tangkai mawar, yang satu telah mekar dan yang lainnya masih kuncup. Karena rasa bakti Kaisar Hsi pada istrinya, mawar yang telah mekar dengan indahnya diberikan pada istrinya, sedangkan yang masih kuncup dipersembahkan pada ibu suri (ibunya). Disinilah sebenarnya cobaan dimulai, mawar yang sudah mekar mulai layu dan mulai, dibarengi oleh layunya kecantikan sang permaisuri, sedangkan mawar kuncup yang dipersembahkan pada ibu suri mulai mekar diiringi oleh keajaiban sang ibu suri juga semakin cantik, bahkan kelihatan lebih muda dari sang permaisuri.

Rupanya kecantikan ibu suri pun mengalahkan kecantikan wanita seluruh negeri Cina, sehingga Kaisar Hsi pun tertarik untuk menikahi ibu suri, ibu kandungnya sendiri, namun niat kaisar yang telah mabuk kepayang oleh kecantikan ibundanya ditentang dengan keras oleh ibu suri, namun kaisar tidak pernah menyerah dan terus memaksa ibu suri supaya mau menikah dengannya.

Akhirnya, ibu suri mencari akal untuk mengakhiri niat sang kaisar. Ibu suri menyanggupi keinginan kaisar Hsi dengan satu syarat, yakni : Kaisar harus menutup seluruh negeri Cina dari cahaya matahari pada hari pernikahan mereka.

Karena besarnya keinginan untuk menikahi ibu suri, kaisar segera menyanggupi syarat yang diajukan ibu suri, maka dimulailah pembangunan tembok besar Cina. (Tembok tersebut hanya berupa dinding sedangkan bagian atapnya belum sempat dibangun).

Seluruh rakyat di negeri Cina dikerahkan untuk bekerja paksa membangun tembok besar tersebut, maka beribu orang mati saat pembangunan tersebut sehingga tenaga berkurang dan pembangunan pun berjalan lamban. Kaisar sangat tertekan dan mendatangkan banyak orang pintar untuk membantunya menyelesaikan masalah tersebut.

Datanglah seorang peramal pintar yang memberikan pemecahan atas banyaknya korban yang mati saat pembangunan tersebut, dengan cara mencari orang bermarga Wan (Hokkian=Ban : puluhan ribu) untuk dijadikan tumbal yang ditanamkan dilokasi pembanguan.

Pada saat tersebut dalam negeri tersebut hanya ada seorang marga Ban yang tersisa yang tinggal dibelahan lain Cina, yakni Ban Ki Neng, maka diperintahkanlah untuk mengundang Ban Ki Neng ke kota raja, Ban Ki Neng yang tidak tahu akan rencana Kaisar segera datang menghadap dan berakhirlah Ban Ki Neng sebagai tumbal pembangunan Tembok Besar Cina. Maka Tembok Besar Cina dalam versi mandarin bernama Wan Li Chang Chen (Hokkian=Ban Li Teng Shia=Tembok Panjang Puluhan Ribu LI) Istrinya Ban Kin Neng yang bernama Beng Khiu De, sedang hamil tua saat ditinggal pergi menunggu bertahun-tahun dan akhirnya tahu kalau suaminya telah dijadikan tumbal pembangunan tembok besar Cina memutuskan untuk meninggalkan anaknya pada orang tuanya dan menempuh perjalan jauh untuk mencari tulang belulang suaminya di kota raja.

Berbagai halangan dijalan dilewati atas perlindungan dewa, maka sampailah dia di gerbang masuk Tembok Besar yang belum selesai semuanya, hanya bagian tembok yang sudah selesai sehingga Beng Khiu De tidak bisa masuk.

Menangislah dia disisi luar Besar Cina sepanjang hari dan sepanjang malam,dan air matanya terus mengalir membasahi bumi. Langit tergetar oleh cinta seorang istri pada suaminya, langit bergelegar lantas bumi ikut bergetar ikut bersimpati pada Beng Khiu De, lalu....tiba tiba bagian tembok dekat Beng Khiu De pun rubuh rata dengan tanah. Akhirnya diapun dapat meneruskan niat sucinya untuk mencari tulang sang suami yang dicintainya.

Manusia memang penuh cinta, bahkan pepatah Cina mengatakan Ai Sing Man Thian Sia (Rasa Cinta Membanjiri Kaki Langit). Namun cinta seorang istri terhadap suaminya maupun suami terhadap istrinya sungguh suatu karunia yang mampu menggetarkan langit dan bumi.

Labels: ,

0 comment:

Posting Komentar