~ Tentang Rasa ~

11:33 AM / Posted By Bee Diaz Prihatama /


Yang indah adalah guratan kening saat kita memaparkan fikirian kita untuk menselaraskan jiwa kita dengan dunia.
Memaparkan, menggambarkan seseorang melalui naluri yang kita miliki adalah insting kosong yang akan membawa kita ke 1001 pertanyaan.
Kalau kita sibuk bertanya “kenapa dia….” bukankah sebaiknya kita memulai kalimat “akan kubuat kau” ? memang terlihat jahat kan ? tapi siapa yang mendengar kalimat itu kalau bukan sang pemilik udara ?
kau ? maksudnya ?
kau cinta aku ? kau setia ? kau ingkar ? kau benci ? kau sayang ?
Yahh… Apapun lah, karena semuanya ada ditangan kita sendiri kan ? bukankah kita yang mengendalikan rasa ? Ataukah kita yang dikalahkan rasa ?
Menjalani sesuatu yang pahit membutuhkan pengorbanan, yaitu membunuh rasa, kalau engkau tahu apa yang akan dicapai, sanggupkah engkau membunuh rasa ? Atau lebih memilih menjadi budak rasa ? diperbudak oleh asa dan pikiran, dibawa oleh keadaan, dan dikendalikan oleh lingkungan, suasana dan rasa ? oh tidak……
Sebegitu lemahkah dirimu ?
Aku malah mengagumi bagaimana bunglon dapat menyatu dengan apapun, membuatnya tidak terlihat…..
Mampukah kita mengalah, mengorbankan rasa, memegang teguh janji, hanya untuk menyatu dengan keterasingan ?
Jadi…. Apakah hal yang indah itu ada ketika kita telah menjalani hal yang pahit ?
Mungkin, bagi yang sudah menjalaninya, keindahan itu ada saat rasa itu telah menjauh, menjadikan dia kenangan, menjadikanya pilar pilar sejarah kita Tentang hidup… Tentang perjalanan, tentang rasa….
Demi rasa kita memiliki 1001 alasan untuk mendeskripsikan jiwa, dan membenarkan rasa itu,
kenapa ?
Karena waktu tidak bisa kembali….. Yang sudah dilewati, tak kan terganti.
Bukankah yang indah itu ketika kita mampu menyadari jiwa kita untuk mensyukuri apa yang kita miliki ?
Bukankah kita punya mimpi ?
Sekarang jawab sendiri, apa impianmu ?
Jawab ketika hening menjelma, menyeret jiwa kedalam sunyi…. semuanya pasti akan terjawab….
Yang menjadi masalah hanyalah tanganmu…
Seberapa kuat tanganmu memegang erat mimpimu untuk dapat engkau renggut kedalam duniamu.
Dan riak gelombang, topan badai adalah musuh dihadapanmu ketika engkau harus melawan rasa…
Sanggupkah ?
Ah, Aku lebih memilih, ayo cepat….. jangan tunda lagi, mari! mari! kita habiskan episode ini secepatnya, seperti saat aku dihantui rasa untuk menghabiskan episod film seri kegemaranku dengannya, membuatku mengabaikan rasa, rasa yang tidak seharusnya aku rasakan, karena aku yang memiliki rasa....

0 comment:

Posting Komentar